JOMBANGTIMES- Sistem absensi lembaga pendidikan di Jombang bakal berubah. Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang meminta instansi pendidikan tingkat SD dan SMP menggunakan fasilitas fingerprint (absensi elektronik) pada 2017. Kepala Bidang Kepegawaian Dinas Pendidikan Jombang Supriyadi mengungkapkan, kebijakan tersebut dikeluarkan untuk memudahkan pemantauan atau presensi para praktisi pendidikan. TABANAN, Dinas Pendidikan Disdik Kabupaten Tabanan memastikan bahwa puluhan sekolah dasar SD akan di regrouping tahun ini. Tahapan regrouping pun kini sudah memasuki sosialisasi ke sekolah-sekolah yang di regrouping. Berdasarkan data yang disampaikan Disdik Tabanan sekitar 22 SD di regrouping. Dengan rincian 10 sekolah dasar berada di Kecamatan Penebel. Diantaranya SDN 6 Senganan dengan SDN 4 Senganan, SDN 3 dan SDN 2 Tengkudak, SDN 3 dan SDN 1 Jatiluwih , SDN 2 dan SDN 4 Penatahan serta SDN 3 dan SDN 4 Wongaya Gede. Selain itu, 12 sekolah lain yang juga akan di regrouping. Diantaranya SDN 1 dan SDN 2 Desa Tiyinggading serta SDN 1 dan SDN 2 Bengkel, Kediri, SDN 1 dan SDN 3 Kerambitan, SDN 1 dan SDN 2 Meleling, SDN 1 dan SDN 4 Gubug serta SDN 3 dan SDN 5 Delod Peken. Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan I Wayan Sukanitra mengatakan sebanyak 22 SD yang di regrouping tahun ini dilakukan karena beberapa faktor. Terutama soal jumlah siswa yang kurang dari standar minimal serta guru yang kurang memadai. Jumlah siswa misalnya sekolah dasar itu yang kurang dari 60 orang siswa baik itu dari kelas 1 sampai kelas 6. Kemudian pertimbangan lainnya faktor jarak yang berdekatan dengan sekolah lain. Regrouping dilakukan sebisa mungkin dengan sekolah yang berdekatan. Sehingga siswa tidak jauh ketika ke sekolah. Selain itu juga faktor guru pengajar jadi pertimbangan. Seperti di SDN 3 dan 5 Delod Peken di Banjar Gerokgak Tengah itu satu komplek di Jalan Mawar Nomor 4. “Sehingga kami ambil kebijakan melakukan regrouping,” jelasnya, Minggu 4/6. Kondisi lainnya memperhatikan juga soal status tanah sekolah tersebut. Banyak sekolah yang masih berdiri diatas tanah adat atau bukan milik pemerintah. Sehingga pihaknya sulit melakukan perbaikan. Untuk bisa dilakukan perbaikan syaratnya lahan sekolah itu aset tanahnya milik pemerintah. Otomatis lahan tersebut harus dihibahkan oleh desa adat ke pemerintah dan itu butuh proses yang tidak singkat. "Dan itu kerap kali jadi kendala saat akan dilakukan perbaikan kerusakan sekolah,” ucapnya. Dengan regrouping 22 SD ini diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. “Sebenarnya regrouping lebih memudahkan dalam proses belajar mengajar seperti jumlah murid dan guru yang memadai,” tandasnya. uli/rid Terkini
TerasJatimcom, Jombang - Guna meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan, serta upaya pemenuhan peserta didik untuk mengaktualisasikan dirinya secara optimal dalam aspek kecerdasakan intelektual, spiritual, sosial dan kinestitika, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang menyelenggarakan gelaran Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional Sekolah Dasar (FLS2N SD), Selasa (17/05/2022).
JOMBANG - Rubrik tokoh Jawa Pos Radar Jombang kali ini mengulas sosok yang sangat berjasa bagi Kabupaten Jombang. Dia adalah sang maestro alias pencipta lambang daerah logo Kabupaten Jombang. Namanya singkat, Mulyono. Namun buah karyanya bakal dikenang sepanjang zaman. Pensiunan PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang ini satu-satunya orang yang menciptakan logo Kabupaten Jombang bergambar padi dan kapas dengan kombinasi warna ijo hijau dan abang merah.Cerita itu bermula pada 1971 silam, ketika masa pemerintahan dipimpin Bupati Ismail. Kala itu, ada sayembara dari tim lambang daerah untuk membuat logo Kabupaten Jombang. Siapa saja boleh ikut, baik dari masyarakat sipil, pegawai PNS/non PNS bahkan tidak ada batasan bagi peserta dari Jombang maupun luar peserta yang mengikuti sayembara itu cukup banyak. Salah satunya Mulyono. Ia sejak awal tertarik untuk mengikuti lomba itu lantaran sejak kecil mempunyai bakat menggambar.”Awalnya, saya itu ingin memberi kenang-kenangan kepada teman kerja di Dinas Pendidikan, namun kebetulan pada 1971 ada lomba dari panitia lambang daerah Kabupaten Jombang,” ujarnya, saat ditemui di kediamannya, pagi kemarin 12/1. Pria kelahiran 11 Juli 1941 ini mengaku optimis ikut lomba dengan mengirim dua karya, yang didesain dengan gambar dan desain logo berbeda. Salah satunya, gambar pendopo dengan kombinasi warna ijo dan abang. Sayang, harapannya menjadi pemenang kandas setelah ada pengumuman bahwa logo hasil karyanya menempati peringkat 3.”Akhirnya yang menjadi juara 1 peserta dari luar Jombang,” tambah dia. Logo Mulyono pun tersingkir. Kemudian logo dari peserta yang terpilih sebagai juara 1 dimintakan persetujuan kepada Kemendagri melalui di tengah jalan, usulan persetujuan logo itu ditolak langsung Kemendagri karena desainnya hampir mirip dengan logo Pemprov Jatim yang sudah dulu diresmikan. Akhirnya sebagai pengganti, logo pemenang juara 2 dan juara 3 yang diusulkan ke Kemendagri. Harapannya pun kembali terbuka.”Alhamdulilah yang disetujui Mendagri logo saya, kalau tidak salah saat itu dijabat Pak Amir Machmud,” kenang Mulyono sambil matanya menerawang ingatan masa lalu. Dengan bangga, logo hasil karyanya terpilih menjadi lambang daerah Kabupaten pada 19 Agustus 1971, Mulyono diundang ke Pendapa Kabupaten Jombang untuk meresmikan lambang daerah hasil ciptaannya. Hadir dalam peresmian itu sejumlah tokoh penting, mulai dari Ditjen Pemerintahan Umum dan Otoda, Gubernur Jatim dan jajaran kepala SKPD.”Dulu yang mengundang saya Bupati Ismail, bahkan dihadiri juga Gubernur Jatim Mohammad Noer,” tandas dia. Mulyono menjelaskan, desain logo yang dibuatnya terdiri dari beberapa paduan gambar. Pertama, gambar Pendopo yang di tengahnya ada lambang masjid dan gambar pendopo karena merupakan simbol rumah masyarakat Jombang dan dipilihnya lambang masjid dengan bintang merupakan simbol toleransi umat beragama.”Kalau saya pilih Ringin Contong tidak mepresentasikan masyarakat Jombang, oleh sebab itu saya pilih pendopo. Saya juga pilih gambar masjid dengan bintang di atasnya karena Jombang ada banyak agama, namun seluruh umat beragama dapat bertoleransi dengan baik,” pungkasnya. * Adapunvisi Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto adalah Terwujudnya individu dan masyarakat Kabupaten Mojokerto yang mandiri, cerdas, dan sehat yang mampu mengembangkan potensi intelektual, emosional, dan sosial menjadi masyarakat ilmiah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selengkapnya. Berita Terkini.
PemkabPamekasan- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur kembali akan menggelar Gebyar Batik Pamekasan di Alun Alun . Selengkapnya. Wabup Pamekasan Bicara Soal Antisipasi Banjir. Selasa, 02 Agustus 2022 15 Pemkab Pamekasan- Wakil Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Fattah Jasin menghadiri
Alamat: Jl. Bupati R. Soedirman nomor 5 , Sengon, Kec. Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61418 Telepon : (0321) 861827
15Juli 2022 (Download Bahan Tayang) Ekspor Provinsi Jawa Timur Juni 2022 sebesar USD 2,02 Miliar atau naik 9,47 persen sedangkan Impornya sebesar USD 3,19 Miliar atau naik 23,04 persen. Persentase Penduduk Miskin Maret 2022 turun menjadi 10,38 persen. Gini Ratio Maret 2022 tercatat sebesar 0,371. . 185 97 155 451 426 286 153 27

logo dinas pendidikan kabupaten jombang